PIDATOTENTANG IBU Bismillahirrahmaanirahiiim Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh (Alhamdulillahi robil 'aalamiin washolaatu wassalaamu 'alaa Asyrofil anbiyaa i wal mursaliin, ammaa ba'du) 11contoh ceramah agama singkat berbagai tema paling lengkap contoh ceramah agama ceramah biasanya digunakan umat islam untuk merefresh kembali tentang ilmu agama menambah ilmu agama baru serta sebagai salah satu ajang untuk islam singkat hendaklah mengandung unsur islami. Biasanya, ceramah dilakukan oleh ahli agama atau yang biasa disebut kyai atau ustadz yang Pidatobahasa arab tentang ibu. Ibu adalah manusia mulia yang memiliki banyak jasa bagi seorang anak, dialah yang melahirkan, menyayangi, membesarkan dan mengasuh seorang manusia sampai ia besar dan dewasa. PidatoIbu Dan Ayah - 18 images - bukan melayu juara pidato ibu bapa hantar ke sekolah kebangsaan buat, puisi lucu untuk orang tua cerita lucu komik lucu dan humor terbaru 2021, contoh pidato singkat memperingati hari ibu, ketika sang adik ungkap kisah asmara soeharto dengan ibu tien hingga, Berikutini beberapa naskah pidato tentang ibu yang bisa dijadikan referensi. Selamat membaca! Berbagai Contoh Teks Pidato tentang Ibu 1. Contoh Pidato tentang Hari Ibu 2. Tentang Ibu Yang Bikin Nangis 3. Tentang Berbakti Kepada Ibu 4. Tentang Perjuangan Seorang Ibu 5. Tentang Berbuat Baik Kepada Ibu 6. Tentang Kasih Sayang Ibu 7. Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Pidato bahasa Arab singkat tentang Ibu disertai arti dan harokat lengkap dengan judul Al Ummu Ibu’ Tema pidato tentang ibu merupakan salah satu tema yang banyak menjadi bahan pidato. Berikut pidato tentang ibu selengkapnya. الْأُمُّ Muqoddimah Pidato الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Kepada-Nya kami memohon pertolongan dalam semua urusan dunia dan agama. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul paling mulia, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Lainnya Contoh Mukadimah Bahasa Arab Beserta Artinya Isi Pidato أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ، مَوْضُوْعُنَا اْليَوْمِ عَنِ اْلاُمِّ إِنَّهَا الْأُمُّ الَّتِي وَصَّى بِهَا الْمَوْلَى – جَلَّ جَلَالُهُ – وَجَعَلَ حَقَّهَا فَوْقَ كُلِّ حَقّ قال تعالىٍ ﴿ وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴾ [لقمان 14] أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ، ثُمَّ أُمُّكَ؛ قَالَهَا الْمُصْطَفَى – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ثَلَاثًا لِمَنْ سَأَلَهُ مَنْ. أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صُحْبَتِي؟! إِنَّهَا الْأُمُّ يَا مَنْ تُرِيدُ مَغْفِرَةَ الذُّنُوبِ وَسَتْرَ الْعُيُوبِ، يَأْتِي إِلَى النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم رَجُلٌ فَيَقُولُ أَذْنَبْتُ ذَنْبًا كَبِيرًا؛ فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟! فَقَالَ النَّبِيُّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - “هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟!” قَالَ لَا، قَالَ “فَهَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ؟!” قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَبِرَّهَا”. رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ فَاْلخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ اْلأُمِّ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأُمِّ سَبَبٌ لِلْبَرَكَةِ فِي الرِّزْقِ وَطُولِ الْعُمُرِ؛ فَفِي الْحَدِيثِ الْمُتَّفَقِ عَلَى صِحَّتِهِ يَقُولُ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- “مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”. وَأَعْظَمُ الصِّلَةِ صِلَةُ الْوَالِدَيْنِ، وَأَتَمُّ الْإِحْسَانِ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأُمِّ. وَأَخْبَرَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- عَنْ أُوَيْسٍ الْقَرَنِيِّ -رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ- أَنَّهُ كَانَ مُجَابَ الدُّعَاءِ، وَكَانَ مِنْ أَبَرِّ النَّاسِ بِوَالِدَتِهِ Saudara-saudara yang mulia! Tema kita hari ini adalah tentang ibu. Dialah Ibu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wasiatkan untuk berbakti kepadanya dan Dia jadikan hak seorang ibu di atas semua hak. Allah Ta’ala berfirman, وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ – ١٤ Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. [Lukman 14] Ibumu, ibumu, ibumu, itulah yang diucapkan Nabi ﷺ sebanyak tiga kali ketika ada seorang pria bertanya kepada beliau ﷺ siapakah orang yang paling berhak mendapatkan pergaulan terbaik saya. Itulah Ibu. Wahai orang-orang yang menginginkan ampunan dosa dan ditutupnya cela, ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata, ”Saya telah melakukan dosa besar. Apakah ada taubat buat saya?” Maka Nabi ﷺ bertanya, ”Apakah kamu masih punya ibu?” Dia menjawab, ”Tidak.” Nabi ﷺ bertanya lagi, ”Apakah kamu masih punya bibi dari jalur Ibu?” Dia menjawab, ”Ya.” Maka Nabi ﷺ bersabda, ”Berbaktilah kepadanya.” [Hadits riwayat Imam Ahmad dan selainnya. Ibnu Hibban menshahihkannya]. Jadi bibi dari jalur ibu kedudukannya seperti ibu. Berbuat baik kepada ibu adalah sebab barokah dalam rezeki dan panjang umur. Dalam hadits yang disepakati keshahihannya, Nabi ﷺ bersabda, ”Siapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya, dan dipanjangkan usianya maka sambunglah hubungan kekerabatan silaturrahim.” Hubungan yang paling agung adalah hubungan dengan kedua orang tua. Dan perbuatan baik yang paling sempurna adalah berbuat baik kepada ibu. Nabi ﷺ memberitahu tentang Uwais Al-Qarni , seorang pria dari Yaman, bahwa dia orang yang doanya makbul. Dia adalah orang yang paling berbakti kepada ibunya. [i] Penutup Pidato أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. [i] keyword teks naskah kultum ceramah pidato khitobah muhadhoroh bahasa arab tentang ibu Selasa, 10 Desember 2019 Edit Contoh Ceramah Singkat – Ceramah atau pidato keagamaan adalah ceramah yang dilakukan oleh ahli agama atau biasa disebut ustad yang notabennya mempunyai ilmu agama lebih dan dibagikan kepada orang lain dengan tujuan agar banyak yang paham dan mengerti ilmu agama tersebut. Ceramah singkat merupakan suatu hal yang identik dengan pidato keagamaan, yakni ceramah yang disampaikan oleh seorang ahli agama atau ustad yang dipandang memiliki ilmu agama lebih kemudian dibagikan kepada orang lain dengan tujuan supaya orang-orang dapat memahami ilmu yang disampaikan tersebut. Untuk ceramah singkat sendiri banyak sekali ragamnya, berikut akan dipaparkan beberapa mengenai contoh ceramah singkat, mulai dari ceramah singkat tentang sabar, tentang pendidikan, menuntut ilmu, kebersihan, ikhlas, shalat, tentang ibu, tentang cinta, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan adanya contoh ini semoga dapat menambah keimanan kita pada Allah. Berikut ini adalah contoh ceramah singkat. Mulai dari contoh ceramah singkat. contoh ceramah tentang fitnah, ceramah tentang ghibah, ceramah tentang generasi muda, contoh ceramah tentang hijrah, contoh ceramah larangan pacaran, contoh ceramah tentang rezeki, contoh ceramah tentang riba, ceramah bulan suci ramadhan. contoh ceramah pendidikan, contoh ceramah singkat sabar, contoh ceramah tentang ibu, contoh ceramah pergaulan bebas, contoh ceramah menuntut ilmu, contoh ceramah singkat tentang narkoba, contoh ceramah kebersihan, contoh ceramah kesehatan, contoh ceramah media sosial, contoh ceramah, contoh ceramah tentang aurat, contoh ceramah tentang berbakti kepada orang tua, dll. Silahkan Simak Contoh Teks pidato Tentang Agama Terlengkap Di bawah ini السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَـالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَـا وَالدِّيْنِ وَالصَّـلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ سَـيِّدِ المُرْسَـلِيْنَ مُحَـمٍّد وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . رَبِّ اشْـَرحْ لِي صَـدْرِيْ وَيَسِّرْلِي أَمْـِريْ وَاحْلُلْ عُقْـدَةً مِنْ لِسَـانِي يَفْقَـهُ قَـوْلِي …أَمَّـا بَعْد قـال الله تعـالى في كتـابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Ia yang mengalirkan nikmat kepada manusia, para hamba-Nya. Nikmat yang tak pernah putus dan melingkupi setiap tubuh anak Adam. Di antara nikmat itu ialah nikmat kesehatan, kesempatan, dan kekuatan yang diberikan kepada kita, sehingga kita dapat berkumpul dan saling berbagi di tempat yang sederhana ini. Utamanya nikmat iman dan nikmat Islam, dua nikmat yang merupakan syarat utama sebelum memasuki gerbang surga, insya Allah. Tiada pula henti-hentinya kita kirimkan selawat dan salam kepada tauladan, uswah, dan anutan kita, Rasulullah saw, kepada keluarganya yang mulia, kepada sahabatnya yang setia, dan kepada orang-orang yang senantiasa memegang panji kebenaran dan berjalan di setapak yang telah ia rintis, semoga kita termasuk di dalamnya. Ikhwan dan akhwat yang semoga dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla, Sesungguhnya manhaj Islam adalah manhaj Rabbani yang dengannya Allah membedakan Islam dengan manhaj-manhaj selainnya. Di antara sifat Rabbaniyah ajaran Islam adalah perintah Allah Azza wa Jalla kepada setiap manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua mereka sebagai sebuah penghargaan atas jasa-jasa keduanya yang telah melahirkan, membesarkan, memelihara, mengasuh, dan mendidik mereka hingga menjadi manusia yang berguna. Allah berfirman dalam Al Isra ayat 23 yang berbunyi وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا yang artinya “Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” Al-Israa’ 23 . Pada ayat ini, Allah telah menyandingkan perintah mentahuidkan-Nya dengan berbuat baik kepada kedua orang tua. Hal ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan ayah dan ibu. Ikhwan dan akhwat yang semoga dimuliakan oleh Allah, Tentunya, jika setiap orang ingin menghitung keutamaan orang tua atas jasa-jasa mereka terhadap anak-anaknya, maka tak seorang dapat menghitung apalagi membalasnya. Rasulullah saw pernah bersabda“Tidak mungkin seorang anak dapat membalas jasa orang tuanya kecuali apabila ia mendapatkannya sebagai budak lalu dibelinya dan dibebaskannya.” Muslim. Suatu ketika Ibnu Umar melihat seorang laki-laki menggendong ibunya di atas pundaknya pada saat tawaf di seputar kakbah dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji. Maka lelaki tersebut berkata,“Wahai Ibnu Umar, apakah dengan ini engkau telah melihatku membalas kebaikan ibuku?”Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun sedikit kebaikannya, akan tetapi engkau telah berbuat baik. Demi Allah, engkau akan mendapatkan pahala yang banyak dengan kebaikanmu yang sedikit ini.” Bukhari. Ikhwan dan akhwat yang semoga dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla, Rasulullah saw menyebutkan dosa terhadap kedua orang tua termasuk salah satu dosa besar. Akan tetapi, sangat disayangkan dari banyak manusia yang hidup di zaman ini, sudah tidak tahu bagaimana seharusnya memperlakukan kedua orang tuanya. Kita sering menyaksikan bagaimana interaksi seorang anak yang sangat tidak layak dipertontonkan kepada kedua orang tuanya, baik di depan mata kita maupun dari berbagai media yang tersebar luas di tengah-tengah kita. Jangankan untuk menolong mereka dari beban hidup yang berat, bahkan sang anak sendirilah yang menjadi beban hidup tersebut. Menyakiti perasaan dan fisik orang tua bukan lagi menjadi masalah yang tabu dikalangan manusia, menelantarkan mereka, bahkan sampai rela membunuh mereka hanya karena sebab-sebab yang sangat sepele. Inilah pemandangan hidup sehari-hari yang kita saksikan, kita berlindung kepada Allah dari hal yang demikian. Ikhwan dan akhwat yang semoga dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla, Di sisi lain, karena agungnya dan besarnya hak-hak orang tua, maka Allah telah mewajibkan seorang anak untuk berbuat baik kepada mereka dalam segala keadaan, bahkan kepada orang tua yang kafir sekalipun, lebih-lebih kepada mereka yang muslim. Allah berfirman dalam Luqman ayat 15 وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ Artinya “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.” Luqman 15. Ini tidak berarti kita harus taat pada mereka atas hal-hal yang bermaksiat kepada Allah karena Rasulullah saw bersabda “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Allah.” Ahmad. Ikhwan dan akhwat yang semoga dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla, Orang tua adalah pintu surga yang luas bagi seseorang yang ingin masuk ke dalamnya. Celakalah bagi mereka yang masih dapat bertemu dengan orang tuanya, namun dia terhalang dari mengecap manis dan indahnya surga yang dijanjikan oleh Allah Azza wa Jalla. Rasulullah saw bersabda bahwa “Sungguh sangat rugilah, kemudian sungguh sangat rugilah, kemudian sungguh sangat rugilah, orang yang mendapati salah satu dari kedua orang tuanya pada usia lanjut namun dia tidak masuk surga.” Muslim. Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah saw tentang amalan-amalan yang paling dicintai oleh Allah, maka beliau menjawab “Salat tepat pada waktunya, berbuat baik kepada kedua orang tua, dan jihad fii sabilillah.” Bukhari dan Muslim Ikhwan dan akhwat yang semoga dimuliakan oleh Allah, Oleh karena itu, mari kita belajar dari kitabullah Alquran dan sunah Rasulullah saw bagaimana kita seharusnya beradab kepada kedua orang tua kita. Janganlah jadi manusia yang durhaka kepada mereka karena hal itu merupakan penghalang bagi setiap orang dari mengecap manisnya keindahan surga. Akhir kalam, saya meminta maaf atas segala salah yang terucap karena sesungguhnya kesalahan datangnya dari diri pribadi dan setan yang terlaknat. Dan semua kebenaran hanya datang dari Allah Azza wa Jalla. Subhanakallaahumma wabihamdik asyhadu allailaaha illaah anta astagfiruka wa atubu ilaiik. Assalamualaikum Kumpulan Contoh Teks Pidato Keagaman / Ceramah Berikut adalah kumpulan berbagai tema contoh teks Pidato Agama atau Ceramah yang menarik untuk Semua Kalangan. Yuk, silahkan pilih tema Pidato Agama atau Ceramah yang sesuai dibawah ini Sahabat Kamus Mufradat yang semoga selalu dalam lindugan Allah -ta'ala-. Hampir 6 bulan lebih saya tidak membuat postingan tentang pidato bahasa Arab. Materi terakhir yang dipublish adalah pidato bahasa Arab tentang kebersihan pada bulan April tulisan itu -alhamdulillah- sekarang sudah menempati posisi pertama di beranda hasil pencarian mesin, Mbah Google. Oleh karenanya saya tertantang untuk menulis kategori ini dengan tema yang berbeda. Masih ada beberapa judul atau tema yang insyaallah akan disajikan di blog sederhana ini. Di antara tema tersebut adalah Namun karena keterbatasan waktu dan tenaga, akhirnya belum bisa terealisasi dengan baik dan dalam waktu yang cepat. Jadi mohon doa dan dukungan dari pembaca sekalian, semoga Allah memudahkan. Aamiin yaa rabb... Sahabat Kamus Mufradat yang budiman. Pada kesempatan ini saya ingin menyajikan kepada Anda contoh pidato bahasa Arab dengan tema berbakti kepada orang tua. Contoh pidato ini telah dilengkapi dengan cara baca atau tulisan latinnya dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Langsung saja, silahkan dibaca dan dihafalkan. الْحَمْدُ لله الَّذِي حَذَّرَنَا مِنْ دَارِ الْغُرُورِ، وَأَمَرَنَا بِالاَسْتِعْدَادِ لِيَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُورِ، أَحْمَدُهُ وَهُوَ الْغَفُورُ الشَّكُورُ، أَمَرَ بِبِرِّ الْوَالِدَيْنِ، وَحَذَّرَ عَنِ الْعُقُوقِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ alhamdulillahilladzii hadzdzaranaa min daaril-ghuruuri, wa amaranaa bil-isti'dadi liyawmil-ba'tsi wan-nusyuuri, ahmaduhu wa huwal-ghafuurusy-syakuuru, amara bibirril-waalidayni, wa hadzdzara 'anil-'uquuqi, wa asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul-mulku wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiirun, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu, shallallahu 'alaihi wa sallama wa baaraka 'alaihi wa 'alaa 'aalihi wa shahbihi. ammaa ba'du Segala puji hanya milik Allah yang memperingatkan kita akan dunia yang penuh tipuan, serta memperintahkan kita untuk mempersiapkan diri menyambut hari kebangkitan; aku memuji-Nya dan Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri, memerintahkan berbakti kepada kedua orangtua, dan melarang dari durhaka; aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kerajaan dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu; dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, Allah bershalawat dan bersalam kepadanya, memberkahinya, keluarga, dan para sahabatnya. Amma ba'du أَيُّهَا الـمُؤْمِنُوْنَ فَإِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الـحُقُوْقِ عَلَى الـمُسْلِمِ وَأَوْجَبِهَا حَقَّ الوَالِدَيْنِ، وَلِـهَذَا قَرَنَهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى بِـحَقِّهِ كَمَا قَالَ تَعَالَى ﴿ وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ﴾ النساء 36 ayyuhal-mu`minuuna fainna min akbaril-huquuqi 'alal-muslimi wa awjabihaa haqqal-waalidaini, wa lihaadzaa qaranahu subhaanahu wa ta'aalaa bihaqqihi, kamaa qaala ta'aala وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا. Wahai orang-orang beriman Sesungguhnya di antara hak terbesar dan yang paling wajib atas seorang muslim adalah hak kedua orangtua, oleh karenanya Allah subhanahu wa ta'ala menyandingkan hak tersebut dengan hak-Nya, sebagaimana Allah ta'ala firmankan Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua. QS. An Nisa 36. وَكَانَ مِنْ صِفَاتِ الأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ الَّتِي مَدَحَهُمُ اللهُ جَلَّ وَعَلَا بِـهَا بِرُّ الوَالِدَيْنَ، كَمَا قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَنْ يَـحْيَى - عَلَيْهِ السَّلَامُ - ﴿ وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا ﴾ مريم 14. وَقَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَنْ عِيْسَى - عَلَيْهِ السَّلَامُ - ﴿ وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا ﴾ مريم 32 wa kaana min shifaatil-anbiyaa-i 'alaihimus-salaamul-latii madahahumullahu jalla wa 'alaa bihaa birrul-waalidaini, kamaa qaala subhaanahu wa ta'aalaa 'an yahyaa 'alaihis-salaamu وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّ. wa qaala subhaanahu wa ta'aalaa 'an 'iisaa 'alaihis-salaamu وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا. Dan termasuk sifat para nabi -alaihimussalam- yang Allah -jalla wa 'ala- puji mereka adalah berbakti kepada kedua orangtua, sebagaimana Allah -subhanahu wa ta'ala- kisahkan tentang nabi Yahya -alaihissalam- dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong bukan pula orang yang durhaka. QS. Maryam 14. Dan Dia -subhanahu wa ta'ala mengkhabarkan juga tentang nabi Isa -alaihissalam- dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. QS. Maryam 32. أَيُّهَا الـمُؤْمِنُوْنَ جَاءَ القُرْآنُ مُرَغِّبًا فِي بِرِّ الوَالِدَيْنِ وَمُـحُذِّرًا مِنْ عُقُوْقِهِمَا، فَقَالَ سُبْحَانَهُ وتَعَالَى ﴿ وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا ﴾ الإسراء 23، 24 ayyuhal-mu`minuuna jaa-al-qur-aanul muraghghiban fii birril-waalidaini wa muhadzdziran min 'uquuqihimaa, faqaala subhaanahu wa ta'aalaa وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا. Wahai orang-orang beriman Al Quran datang memerintahkan berbakti kepada orangtua dan melarang durhaka kepada keduanya, Allah -subhanahu wa ta'ala- berfirman Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” QS. Al Isra 23-24. وَلِعِظَمِ فَضْلِ بِرِّ الوَالِدَيْنِ وَتَـحْرِيْمِ عُقُوْقِهِمَا فَإِنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – جَعَلَهُ مُقَدَّمًا عَلَى الـجِهَادِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، كَمَا فِي الصَّحِيْحَيْنِ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - أَنَّهُ سَأَلَ النَّبِيَّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟! قَالَ "الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا"، فَقُلْتُ ثُـمَّ أَيُّ؟! قَالَ "بِرُّ الوَالِدَيْنِ"، قُلْتُ ثُـمَّ أَيُّ؟! قَالَ "الـجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ" wali'izhami fadhli birril-waalidaini wa tahriimi 'uquuqihimaa fa-innan-nabiyya shallallahu 'alaihi wa sallama ja'alahu muqaddamaan 'alal-jihaadi fii sabiilillah, kamaa fish-shahihaini 'anibni mas'uudin radhiallahu 'anhu - annahu sa-alan-nabiyya shallallahu 'alaihi wa sallama ayyul-'amali ahabbu ilallahi?! qaala "ash-shalaatu 'alaa waqtihaa", faqultutsumma ayyu?! qaala "birrul-waalidaini", qultutsumma ayyu!? qaala "al-jihaadu fii sabiilillah". Dan dikarenakan keagungan keutamaan berbakti kepada kedua orangtua dan keharaman durhaka terhadap keduanya, sesungguhnya Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- mendahulukannya daripada jihad di jalan Allah, sebagaimana dalam hadits yang ada di dua buku Shahih dari sahabat Ibnu Mas'ud -radhiallahu 'anhu- bahwasannya ia bertanya kepada Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- Amalan apa yang paling dicintai oleh Allah? Ia bersabda, "Shalat pada waktunya", aku bertanya lagi lalu apa?, Beliau bersabda, "Berbakti kepada kedua orangtua", aku bertanya lagi lalu apa? Beliau bersabda, "Jihad di jalan Allah." وَأَخْرَجَ مُسْلِمٌ مِنْ حَدِيْثِ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ رُغِمَ أُنْفٌ ، ثُـمَّ رُغِمَ أَنْفٌ ، ثُـمَّ رُغِمَ أَنْفٌ» ، قِيْلَ مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدَهُـمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الـجَنَّةَ wa ahkhraja muslimun min hadiitsi abii hurairata radhiallahu 'anhu 'anin-nabiyyi shallallahu 'alaihi wa sallama, qaala "raghima anfun, tsumma raghima anfun, tsumma raghima anfun", qiila man yaa rasuulallaahi? qaala "man adraka abawaihi 'indal-kibari, ahadahuma aw kilaihimaa falam yadkhulil-jananta." Dan Imam Muslim telah meriwayatkan sebuah hadits dari jalan Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu- dari Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda, "Sungguh celaka, sungguh celaka, kemudian sungguh celaka", dikatakan kepada beliau Siapa dia wahai Rasulullah? Beliau bersabda, "Siapa yang mendapati kedua orangtuanya di masa tua, salah satunya atau keduanya lalu ia tidak masuk surga." وَالأَحَادِيْثُ فِي هَذَا الـمَعِنَى كَثِيْرَةٌ، وَالسَّعِيْدُ مَنْ وُفِّقَ لِبِرِّ وَالِدَيْهِ وَالإِحْسَانِ إِلَيْهِمَا، فَإِنَّ فِي بِرِّهِـمَا خَيْـرَيِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَالشَّقِيُّ مَنْ عَقَّهُمَا وَخَالَفَ أَمْرَهُـمَا وَأَغْضَبَهُمَا، وَسَيْنَدَمُ لَا مَـحَالَةَ فِي الدُّنْيَا أَوِ الآخِرَةِ wal-ahaadiitsu fii haadzal-ma'naa katsiiratun, was-sa'iidu wa wuffiqa libirril-waalidaihi wal-ihsaani ilaihimaa, fa-inna fii birrihimaa khairayid-dunyaa wal-aakhirati, wasy-syaqiyyu man 'aqqahumaa wa khaalafa amrahumaa wa aghdhabahumaa, wa sayandamu laa mahaalata fid-dunyaa wal-aakhirati. Dan hadits-hadits yang semakna dengannya sangatlah banyak; orang bahagia adalah yang diberi kemudahan untuk berbakti dan berbuat baik kepada keduanya, karena dalam berbakti itu ada kebaikan dunia dan akhirat, dan orang celaka adalah yang durhaka dan menyelisihi perintah keduanya, serta menjadikan keduanya marah, dan ia -pasti- akan menyesal baik di dunia maupun di akhirat. أَخِي الـحَبِيْبُ إِيَّاكَ أَنْ تُقَدِّمَ مَصْلَحَتَكَ الشَّخْصِيَّةَ عَلَى رِضَا وَالِدَيْكَ، فَإِنَّـهُمَا أَحَقُّ النَّاسِ بِـحُسْنِ صُحْبَتِكَ، فَقَدَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَقَالَ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِـحُسْنِ صَحَابَتِـي؟! قَالَ "أُمُّكَ"، قَالَ ثُـمَّ مَنْ؟! قَالَ "أُمُّكَ"، قَالَ ثُـمَّ مَنْ؟! قَالَ "أُمُّكَ"، قَالَ ثُـمَّ مَنْ؟! قَالَ "أُبُوْكَ". مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ akhil-habiibu iyyaaka an tuqaddima mashlahatakasy-syakhshiyyata 'alaa ridhaa waalidaika, fa-innahumaa ahaqqun-naasi bihusni shuhbatika, faqad jaa-a rajulun ilan-nabiyyi shallallahu 'alaihi wa sallama faqaala man ahaqqun-naasi bihusni shahaabatii?! qaala "ummuka", qaalaa tsumma man?! qaala "ummuka", qaala tsumma man?! qaala "ummuka", qaala tsumma man?!, qaala "abuuka." muttafaqun 'alaihi Saudaraku tercinta Jauhilah olehmu mendahulukan kepentingan pribadimu atas ridha kedua orangtuamu, karena mereka berdua adalah orang yang paling berhak mendapat perlakuan baikmua; seseorang datang kepada Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- bertanya Siapakan orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Beliau menjawab, "Ibumu", ia kembali bertanya lalu siapa? Beliau menjawab, "Ibumu", ia kembali bertanya lalu siapa? Beliau menjawab, "Ibumu, dan ia kembali bertanya lalu siapa lagi? Beliau menjawab, "Ayahmu". Muttafaqun 'alaihi. أَيُّهَا الـمُسْلِمُوْنَ إِنَّ عُقُوْقَ الوَالِدَيْنِ مِنْ كَبَائِرِ الذُّنُوْبِ كَمَا قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "الكَبَائِرُ الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَاليَمِينُ الغَمُوسُ". متفق عليه ayyuhal-muslimuuna inna 'uquuqal-waalidaini min kabaa-iridz-dzunuubi, kamaa qaala shallallahu 'alaihi wa sallama "al-kabaa-iru al-isyraaku billaahi, wa 'uquuqul-waalidaini, wa qatlun-nafsi, wal-yamiinul-ghamuusu". muttafaqun 'alaihi. Wahai kamu muslimin Sesungguhnya durhaka terhadap kedua orangtua termasuk dosa-dosa besar, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-, "Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka terhadap kedua orangtua, membunuh jiwa, dan sumpah palsu." Muttafaqun 'alaihi. فَبِرُّ الوَالِدَيْنِ لَا يَنْقَطِعُ بِـمَوْتِـهِمَا -وَللهِ الـحَمْدُ وَالـمِنَّةُ- بَلْ هُوَ مُتَّصِلُ بَعْدَ الـمَوْتِ، وَذَلِكَ بِالدُّعَاءِ لَـهُمَا، وَالصَّدَقَةِ عَنْهُمَا، وَصِلَةِ رَحِـمِهِمَا، وَالإِحْسَانِ إِلَى صَدِيْقِهِمَا، وَلَعَلَّ اجْتِهَادَكَ فِي بِرِّهِـمَا بَعْدَ مَوْتِـهِمَا يَـمْحُو تَقْصِيْرَكَ فِي حَقِّهِمَا حَالَ حَيَاتِـهِمَا، فَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "إِنَّ الْعَبْدَ لَيَمُوتُ وَالِدَاهُ أَوْ أَحَدُهُمَا وَإِنَّهُ لَهُمَا لَعَاقٌّ، فَلَا يَزَالُ يَدْعُو لَهُمَا وَيَسْتَغْفِرُ لَهُمَا حَتَّى يَكْتُبَهُ اللهُ بَارًّا". أخرجه البيهقي في شعب الإيمان fabiruul-waalidaini laa yanqathi'u bimawtihimaa -walillahil-hamdu wal-minnatu- bal huwa muttashilun ba'dal-mawti, wa dzaalika bid-du'aa-i lahumaa, wash-shadaqati 'anhumaa, wa shilati rahimihimaa, wal-ihsaani ilaa shadiiqihimaa, wa la'allajtihaadaka fii birrihimaa ba'da mawtihimaa yamhuu taqshiiraka fii haqqihimaa haala hayaatihimaa, fa'an anasibni maalikin qaala qaala rasuulullahi shallallahu 'alaihi wa sallama "innal-'abda layamuutu waalidaahu aw ahaduhumaa wa innahu lahumaa la'aaqqun, falaa yazaalu yad'uu lahumaa wa yastaghfiru lahumaa hattaa yaktubahullahu baarran." akhrajahul-bayhaqii fii syu'abil-iimaani Berbakti kepada kedua orangtua tidak terhenti dengan kematian keduanya -segala puji milik Allah atas karunia-Nya-, bahkan bersambung setelah keduanya meninggal, dan itu dilakukan dengan mendoakan keduanya, bersedekah atas nama keduanya, menyambung kerabat dan talirahim mereka, dan berbuat baik dengan teman keduanya, barangkali kesungguhanmu dalam berbakti sepeninggal keduanya akah menghapus kelalaianmu akan hak-hak mereka di saat masih hidup, karena sahabat Anas bin Malik berkata, Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- telah bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba ditinggal wafat kedua orang tuanya atau salah satunya padahal ia sangat durhaka, akan tetapi ia selalu meminta ampuan untuk keduanya hingga Allah menjadikannya orang yang berbakti". Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam kita Syu'abul Iman. فَاتَّقُوا اللهَ وَلَا تُفَرِّطُوا فِي هَذَا البَابِ العَظِيْمِ مِنْ أَبْوَابِ الـخَيْرِ وَالـجَنَّةِ؛ اللَّهُمَّ ارْحَـمْنَا وَوَالِدِيْنَا كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًاfattaqullaaha walaa tufarrithuu fii haadzal-baabil-'azhiimi min abwaabil-khairi wal-jannati, allahummarhamnaa wa waalidiinaa kamaa rabbawnaa shighaaran. Bertaqwalah kalian kepada Allah dan janganlah sia-siakan pintu agung ini di antara pintu-pintu kebaikan dan surga; ya Allah rahmatillah kami, dan orangtua kami sebagaimana mereka telah mendidik kami di saat kecil. Dan di bawah ini saya lampirkan naskah bahasa Arab dari pidato di atas dalam format PDF supaya memudahkan Anda dalam membaca atau menghafalnya. Silahkan unduh melalui tautan di bawah iniDan sekali lagi ingin diingatkan bahwa pidato ini bukan murni karangan saya. Saya meringkasnya dari khutbah yang ada di laman web berbahasa Arab dengan nama Alukah. Selain diringkas, saya juga mengganti mukaddimah pidatonya, dan beberapa hal yang memang mengharuskan untuk contoh pidato singkat berbahasa Arab dengan judul berbakti kepada orang tua yang dilengkapi tulisan latin dan artinya. Semoga yang sedikit ini bisa memberikan banyak manfaat. Kurang lebihnya mohon dimaafkan, dan terima kasih sudang mampir dan membaca. Syukran wa jazaakumullahu khairan. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID lVHu0N21pw3bAFG477nhxm0r2dMipWwx-3LXzNmT-7Fw1f685htoQQ==

pidato bahasa arab singkat tentang ibu